Masa Kritis Percepatan Penurunan Stunting: Sebelum Lahir dan Usia 6-23 Bulan

Target penurunan angka stunting di Indonesia, yang ditetapkan oleh KEMENKO PMK (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan) Muhadjir Effendy, adalah mencapai 14 persen pada tahun 2024.

Hasil dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang diungkapkan oleh Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) Kementerian Kesehatan RI, Syarifah Liza Munira, menunjukkan penurunan angka stunting sebesar 2,8% dibandingkan dengan tahun 2021. Angka stunting pada tahun 2022 turun dari 24,4% menjadi 21,6%. Untuk mencapai target 14% pada tahun 2024, penurunan angka stunting sebesar 3,8% per tahun diperlukan.

Survei status gizi ini mengukur gambaran status gizi balita, termasuk empat status gizi utama yaitu stunting, overweight, wasting, dan underweight. Dari keempat status gizi tersebut, angka stunting mengalami penurunan sebesar 2,8%, overweight turun 0,3%, sementara wasting dan underweight mengalami peningkatan kecil yaitu masing-masing 0,6% dan 0,1%.

Berdasarkan hasil SSGI, terdapat dua titik yang signifikan untuk diintervensi guna mempercepat penurunan angka stunting. Titik pertama adalah sebelum lahir dan titik kedua adalah pada usia 6-11 bulan serta 12-23 bulan setelah kelahiran. Angka stunting pada saat lahir pada tahun 2022 adalah 18,5%, dan pada kelompok umur 6-11 bulan sebesar 13,7%, meningkat menjadi 22,4% pada kelompok umur 12-23 bulan.

Liza menekankan bahwa intervensi pertama harus dilakukan pada masa kehamilan atau sebelumnya, sementara intervensi kedua dilakukan ketika anak-anak sudah mulai menerima makanan pendamping ASI (MP-ASI) setelah masa ASI eksklusif.

Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes, Maria Endang Sumiwi, menambahkan bahwa pencegahan stunting sebaiknya dimulai sejak masa kehamilan hingga anak mencapai usia 2 tahun atau 1000 hari pertama kehidupan. Pemantauan pertumbuhan secara rutin harus dilakukan setiap bulan setelah lahir untuk mendeteksi dini apabila anak mengalami gangguan pertumbuhan.

Gangguan pertumbuhan dimulai dengan weight faltering atau berat badan yang tidak naik sesuai standar. Jika weight faltering dibiarkan, kondisi tersebut bisa berkembang menjadi underweight dan wasting. Jika ketiga kondisi ini berlangsung dalam jangka waktu yang lama, akan menyebabkan stunting.

Maria juga menegaskan pentingnya memperhatikan masa-masa persiapan kehamilan, masa kehamilan, serta memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI bagi anak-anak. Masa-masa tersebut merupakan saat-saat krusial yang harus diwaspadai agar tidak terjadi penambahan kasus stunting baru. Meskipun prevalensi stunting telah menurun, perlu ada upaya lebih lanjut untuk meningkatkan penanganan di titik-titik yang masih memerlukan perhatian lebih.

bahan Bacaan : https://www.badankebijakan.kemkes.go.id/dua-fokus-intervensi-penurunan-stunting-untuk-capai-target-14-di-tahun-2024/

IDCloudHost | SSD Cloud Hosting Indonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *